Sabtu, 26 Maret 2011

METODE MARAH 10 DETIK

Mendidik anak tanpa kemarahan memang ideal, tapi rasanya sangat sedikit orang tua yang mampu terus menerus bersikap positif tanpa pernah marah pada anaknya. Sesabar-sabarnya orang tua pasti juga bisa marah pada anaknya. Marah itu manusiawi, jadi saat orang tua marah pada anaknya itu juga manusiawi. Marah bukanlah kesalahan.Marah baru akan jadi kesalahan jika dibiarkan menjadi perilaku yang merusak.
Seringkali orang tua merasa perlu marah jika sang anak melakukan kesalahan (yang menurut orang tuanya) berlebihan. Dengan tujuan memperbaiki sang anak, orang tua melepaskan kemarahan sebagai petunjuk bagi sang anak. Padahal kemarahan tidak pernah akan menjadi petunjuk, kemarahan hanya bisa menyesatkan. Belum lagi cara menunjukkan kemarahan (yang sering keliru dianggap nasehat oleh orang tua) banyak yang tidak tepat. Kemarahan yang diwujudkan dalam bentuk pukulan fisik, kekerasan verbal (umpatan, hinaan, makian, atau cacian) ataupun teriakan berkepanjangan berpotensi untuk lebih merusak pribadi anak daripada memperbaikinya.
Anak-anak adalah pribadi yang masih berkembang, baik dari sudut fisik maupun psikologis. Mereka masih sangat rapuh. Perilaku keliru yang diperoleh saat masih kecil bisa sangat berbahaya, bahkan bisa menimbulkan luka fisik maupun psikologis yang akan bertahan sampai individu tersebut meninggal dunia. Jangankan pukulan, kemarahan yang berlebihan bisa membuat sang anak trauma terhadap sesuatu. Apalagi kemarahan dari orang tua yang merupakan sosok utama yang dikenal anak dimasa-masa awal hidupnya. Karena itu, perilaku marah orang tua juga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak malah menyakiti anaknya.
Salah satu metode yang disarankan untuk membuat marah lebih efektif, dan memberi perbaikan pada sang anak adalah metode marah 10 detik. Dalam metode ini prinsip dasarnya adalah menyelesaikan kemarahan anda pada anak-anak dalam 10 detik. Lebih dari waktu tersebut berarti kemarahan anda tidak efektif.
Metode ini mengakui kelemahan orang tua, yang seringkali –sebagai manusia- meledak marahnya saat anak melakukan suatu hal yang dianggap kesalahan. Ada berapa tahap yang dilakukan dalam metode ini:
1. tahap kemarahan
Marah itu manusiawi. Yang harus diingat oleh orang tua adalah jangan terlalu lama marah pada anak. (walaupun begitu kemarahan dengan pukulan dan hinaan tetap sama sekali dilarang) Kalau amarah anda meledak, segeralah ingat; Anda marah bukan untuk menyalahkan anak anda tapi untuk memperbaikinya. Anda juga harus ingat anak anda mungkin melakukan kesalahan karena tidak mengerti atau lupa pada ajaran anda. Ingat bahwa dia masih dalam tahap belajar. Segera padamkan api amarah anda sebelum menyakiti anak anda…
Durasi marah yang diijinkan dalam metode ini adalah 10 detik. Anda harus belajar mengontrol amarah dalam sepuluh detik. Saat marah, anda sebetulnya tengah menyakiti anak anda, menakuti dan mendorong anak untuk menjauhi anda, karena itu hentikan kemarahan sebelum sepuluh detik sebelum anda terlalu jauh dari hati anak anda.
Ingat juga, kalau anak anda melakukan kesalahan itu disebabkan dia belum mengerti. Tugas orang tua lah membuat sang anak mengerti. Kalau dia tak juga mengerti berarti salah sang orang tua yang tidak bisa menyampaikan pelajarannya dengan baik.. bukan salah si anak.
2. tahap Pendekatan kembali
Segera setelah anda berhasil menurunkan kemarahan anda segera dekati anak anda. Rangkul dan peluklah dia. Yakinkan dia bahwa anda tidak membencinya, anda sangat menyayanginya. Beritahu anak anda bahwa kemarahan anda tadi bukan kemarahan terhadap si anak sebagai individu, tetapi kemarahan terhadap perbuatan yang dilakukan.
Biasanya dalam tahap ini saya akan memeluk dan meminta maaf pada anak. Bukan meminta maaf karena marah (sebab kemarahan itu harus dianggap teguran oleh anak-dan harus ada alasannya) tapi saya minta maaf karena berteriak pada dia, karena mengejutkannya, atau mungkin karena mengatakan sesuatu yang tak pantas padanya.
Pada tahap ini anda harus mengembalikan ketenangan anak, sekaligus membuatnya kembali mempercayai anda. Percaya bahwa apapun yang terjadi orang tua nya selalu menyayanginya.
3. tahap Penjelasan
Saat anda marah komunikasi berlangsung tidak efektif. Seringkali anak hanya kaget, tersinggung, dan tidak mengerti kenapa disalahkan. Seringkali anda hanya berteriak;
“KENAPA KAMU TERUS BEGITU!? KAN, MAMA SUDAH BILANG TIDAK BOLEH!! KALAU SUDAH TIDAK YA TIDAK!!”
Kalau anda perhatikan kalimat diatas, sama sekali tidak ada informasi, perbuatan apa yang dilarang, kenapa mama jadi marah dan apanya yang tidak? Kalau kalimat sepertiitu disampaikan pada anak-anak yang masih sedikit pengertian dan pengalamannya terhadap bahaya, tatakrama dan sopan santun, rasanya aneh.  Saat mendengar teriakan itu sang anak pasti kebingungan. Ia hanya menangkap energi negatif kemarhan anda tanpa penjelasan kenapa dia salah, karena itu perlu tahap ketiga yaitu tahap penjelasan. Di tahap ini orang tua harus menjelaskan apa yang disalahkan dari tingkah laku si anak. dan Kenapa sampai orang tua marah.
Jelaskan bahwa; Papa khawatir adik jatuh kalau memanjat-manjat maka tadi Papa berteriak. Atau; Sebaiknya kakak jangan meminum minuman untuk tamu, karena itu disiapkan untuk tamu. atau: Mama berteriak karena kalau adik bermain listrik itu berbahaya, adik bisa terluka.  Mama tidak marah pada adik tapi pada perbuatan adik.
Dengan tahap ini anak diharapkan dapat mengerti kenapa dia dimarahi tanpa merasa dibenci orang tuanya.

Semoga bermanfaat... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar